Yang jelas, untuk memilih jurusan, yang harus kamu pertimbangkan itu minat dan kemampuan. Kamu harus tahu diri mengetahui diri kamu sendiri dulu, minat (passion) kamu itu apa. Kalau kamu melakukan satu hal yang sampai kamu lupa waktu dan kamu hampir melakukannya setiap hari itu bisa dibilang passion kamu. Kemudian kemampuanmu, tapi biasanya sih, kalau minatnya besar, kemampuan juga ikut besar. Walaupun harus ditambah kemampuan pendukung. Misalnya kalau kamu memilih arsitek; kamu tertarik karena kamu hobi menggambar, tapi kemampuan lain seperti matematika dan fisika kamu juga harus mumpuni.
Nah kalau prospek kerja? Oke, di zaman yang sudah modern seperti ini, kita harus mencoba berpikir terbuka. Usahakan idealis. Semua pekerjaan itu sama, kita bisa sukses di bidang apapun asalkan sesuai minat dan kemampuan. Siswa nggak boleh dipaksakan buat jadi PNS kalau memang bukan passion-nya. Nggak usah memaksakan diri jadi dokter kalau nilai rata-rata UN kamu ±7. Banyak juga dokter yang kurang ‘laku’ karena memang kemampuannya biasa-biasa saja, kurang ada daya tarik dari softskill mereka. Apalagi untuk Indonesia yang kekurangan tenaga ahli di berbagai bidang, sebenarnya sukses itu gampang kalau mau usaha, karena memang jarang saingannya, iya nggak?
Selain minat dan kemampuan, yang nggak kalah penting itu kreativitas. Misalnya,
kalau jadi guru, ya jadilah guru yang kreatif dan inovatif. Jangan jadi guru yang biasa-biasa saja, harus ada nilai tambah daripada yang lain.
kalau jadi guru, ya jadilah guru yang kreatif dan inovatif. Jangan jadi guru yang biasa-biasa saja, harus ada nilai tambah daripada yang lain.
Dan harus diingat, yang penting halal. Nggak usah memaksakan yang gajinya besar, kejar akhirat saja. Kalau akhirat didapat, insyaallah urusan dunia juga akan jadi bonus. Yang penting rezekinya berkah. Ingat, makin kaya kita, makin lama proses hisab nanti dan makin besar juga peluang untuk menggunakan uang di jalan yang nggak benar. Namun bagaimanapun, orang kaya yang beriman itu lebih berharga. :D
Kalian tahu kan, di negara-negara maju, siswa-siswanya bebas mau kuliah di jurusan apa saja yang mereka minati? Kita ini sudah tersugestikan bahwa IPA berada di strata yang lebih tinggi dari IPS, IPS masih lebih tinggi dari seni. Seni sendiri masih ada stratanya; seni musik dan seni rupa masih di atas seni tari. Padahal penari menggunakan semua anggota tubuhnya, nggak cuma otak. Kalau IPA kebanyakan cuma melatih otak dan mengesampingkan kemampuan olah tubuh, itu pun hanya otak kiri. Itulah yang harus diubah dari mindset kita agar tidak ada lagi strata dalam ilmu yang sebenarnya tidak bisa dibandingkan.
Menurut saya sih, kalau di Indonesia siswa-siswanya juga didukung untuk belajar apa yang mereka senangi, bukan tidak mungkin negara kita ini bisa cepat maju, karena semua pelajarnya otomatis akan semangat belajar. Hingga nantinya, Indonesia akan dipenuhi orang-orang ahli di berbagai bidang. Aamiin.
Nah, intinya itu saja, kalau mau memilih jurusan, pertimbangkan saja minat dan kemampuan kamu, dan tambahan bumbu kreativitas. Nggak usah bingung prospek kerja.
Mudah-mudahan bermanfaat, mohon maaf kalau ada kalimat yang menyinggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar