Jumat, 22 Februari 2013

Kata Seseorang untuk Kami


Seseorang berkata, "Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langsung ke permasalahan, saya menulis ini untuk menindaklanjuti kekurangan kelas kita ini, seperti: peringkat hasil try out menjadi terendah di beberapa mapel, dicap sebagai kelas paling berisik, tidak bisa serius, dsb. Pasti kita tidak mau terus begini, kan? Bagi orang-orang yang mendapat hidayah, pasti ada rasa untuk memperbaikinya. Saya berniat mengajak kalian untuk memperbaikinya. Sebelum memperbaiki, kita pastikan dulu apa saja masalah-masalah internal kita. Ayo kita data!
Pertama, kelas kita ini terlalu banyak bercanda. Setuju? Sejak Bu Wiwit mengawali dengan mendiamkan kita hingga seorang Bu Sri Asmani berkata “Tong kosong nyaring bunyinya” untuk kelas kita ini, tentu membuat kita tidak bisa menyangkal lagi kalau kelas kita ini memang tidak memuaskan di mata guru, memang sulit untuk serius. Ayolah, kurangi bercanda. Lebih serius belajar, sebentar lagi UN. Penentu masa depan kita. Yang belum sadar, coba renungkan. Kita semua berharap menjadi orang sukses kan? Setelah lulus nanti kita ingin diterima di PTN keinginan kita, lulus cumlaude, kemudian bekerja, berkeluarga, sukses dunia-akhirat. Tetapi bukan tidak mungkin, karena kita yang selalu bercanda, ada di antara kita yang mendapat nilai rendah, dan kemudian tidak lulus. Ya tidak? Bagi yang otaknya canggih, yang dengan bercanda saja tetap bisa menerima pelajaran dengan baik ya saya mohon pedulilah pada orang-orang yang kemampuan otaknya di bawah kalian. Yang sudah berjuang memperhatikan sekuat tenaga, mencoba sedikit demi sedikit memahami, namun tiba-tiba pecah, semua pemahaman blank karena tersela candaan yang tiba-tiba muncul. Cobalah pengertian. Bercanda memang menghibur, tapi lebih menyenangkan jika terhibur karena nilai bagus kan?
Bahkan untuk waktu kita berhubungan dengan Tuhan, Allah, masih digunakan sebagai tempat mencari perhatian ajang menghibur orang lain. Waktu yang seharusnya khusyuk, masih diselingi suara cekikikan, gaduh. Bagaimana pelajaran mau gampang masuk otak, kalau yang punya segala ilmu diabaikan? Ya bukan berarti saya tidak suka bercanda, saya juga suka tertawa tapi mungkin tidak sesering itu. ‘Komandannya’ juga ganti-ganti. Sebenarnya sangat tidak terorganisasi. Yang menyiapkan ya cukup ketua kelas. Kalau mau menyiapkan, ya sekalian jadi ketua kelas. Jangan cuma berani menyiapkan. Kalau ketua kelas ganti-ganti kan tidak masalah, asal secara periodik (teratur).
Kedua, cinlok. Memang bukan hal yang terlalu berpengaruh, tapi tetap saja ada pengaruhnya. Saya tidak akan meminta kalian yang merasakan susahnya cinlok di kelas untuk mengangkat tangan. Kita tahu sendiri lah. Meski kegagalan cinta (bagi yang mengalami) menyisakan perasaan yang  tidak terlalu nyaman, namun sebaiknya tidak mempengaruhi proses KBM. Ya intinya begitulah, saya tidak mau membahas permasalahan ini lebih jauh, terlalu sensitif.
Cuma itu, permasalahan kita tidak banyak kan? Justru kita punya modal kompak. Seperti kata Pak Heri. Kita punya modal untuk bercanda bahagia, arahkan ke jalan yang benar. Kompak belajar, kompak saling memotivasi, damai.
Yang saya harap, setelah ini tidak ada anak yang sok perhatian, sok baik, dan kemudian sehari kemudian lupa tentang hal ini. Cukup. Maaf kalau saya mengucapkan kalimat yang menyakiti hati teman-teman. Saya tidak bermaksud menggurui, tidak bermaksud sok sempurna. Saya cuma mencoba mengajak teman-teman untuk memperbaiki keadaan kelas kita. Target saya: semua anak kelas ini rajin salat duha, rajin puasa Senin-Kamis, tahajud, dsb; hingga kelas kita nanti akan mendapat hasil terbaik dari kelas-kelas lain di UN. Aamiin. Yang memiliki keinginan sama, ayo kita usaha bersama! Yang setuju, setelah ini kita mulai realisasikan!
Bismillah, mudah-mudahan harapan ini diridai Allah. Sekali lagi maaf. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Protected by Copyscape Duplicate Content Finder