Sabtu, 13 Maret 2010

Pink Lady

Hari ini aku pulang sekolah naik bus, kayak biasanya. Tapi kali ini cukup berbeda, bus ini adalah bus baru yang beroperasi di jalur Kejobong - Purbalingga. “pink lady”, si bus baru yang pertama aku tumpangi itu berwarna merah muda, seperti namanya. Bus ini terasa lebih sempit dari bus lain yang biasa kunaiki.

Di tengah perjalanan, bus menurunkan kecepatannya, lalu berhenti. Salah satu penumpang turun, namun ada juga yang baru saja naik. Si sopir kembali memacu bus. Aku bergeser ke tepi, tepat sebelah jendela yang terbuka. Angin menerpaku, sampai rambut kritingku seakan terkoyak.

Selagi aku melamuni kambing yang ada di depanku, yang dibawa oleh penumpang dari pasar, seorang lelaki berkumis menghampiriku. Dia duduk di sebelahku, menusuk-nusukkan telunjuknya di hadapanku. Tiba-tiba dia berkata “Mas, duite, mas. Bayar!”. Oh, ternyata sang kenek bus. Kukira seorang preman yang mau memalakku. Terlihat dari wajahnya, juga alis tebalnya yang naik turun, seperti lift. Lalu kuberikan uang Rp1000,-. Dia pun kembali bergelantungan.

Bus kembali berhenti, seorang perempuan muda mengenakan pakaian coklat naik, duduk di sisi biasa aku duduki. Seketika, kambing mulai beraksi, dia brutal. Bergerak riang ke sana ke mari. Mungkin terganggu dengan wajahku yang tepat di hadapannya. Dia menghampiri perempuan itu. “Aaaaw!”, teriak perempuan itu ketekutan ketakutan. Untungnya, aku duduk di belakang, lebih tepatnya di tengah kursi bagian belakang. Si hitam bertelinga lebar (baca: kambing) tak sampai menggodaku. Terhindar dari prengus-nya si hitam. Andai aku tadi duduk di tempat favoritku itu, pasti terkenalah aku oleh pipisnya. Pesing!

Akhirnya si kambing pergi meninggalkan kita semua. Tinggal 4 orang penumpang di bis, perempuan itu pun telah turun. Angin kembali menerpaku, kembalilah aku ‘ndongong’. Aku tutup jendela, tapi sialnya jempolku tertinggal di jendela yang kututup. Ibuku Ibu jariku terjepit, bengkak deh.. Hingga sampai area kebun, salah satu ‘sampah’ dari bus itu dibuang. Ya, rumahku memang di area belantara kebun.. Setelah itu, akhirnya aku bisa tidur di rumah.

***

Mungkin cerita yang kusampaikan susunannya terasa porak-poranda, tapi apa pelajaran yang kamu dapet dari ‘kicauan’-ku barusan? Hah, apa?? Appa cobbba??? Jawab!!! Ceppet jawab!!! Komentar ya! ;-)

Selasa, 09 Maret 2010

Migrasi

Setelah blogging menggunakan domain Wordpress, aku pengen mencoba kehebatan Blogger. Seberaba hebat dia merayuku untuk terus menulis? Ayo ikuti aku menulis.

Kalau kamu pikir aku mau jelasin apa itu dan bagaimana Blogger, apa fasilitas yang ada padanya, kemampuannya, dan semua hal tentang Blogger, kamu salah. Aku belum terlalu mahir dalam hal itu, atau lebih tepatnya aku males buat bikin entri yang kayak gitu.

Okeh, langsung aja. Di sini aku mulai dengan blog baruku ini.
Yang pertama, mulai dari alasan aku milih Blogger buat sarana curhat online padahal aku udah punya blog di Wordpress. Kenapa? Karena kebanyakan orang disekelilingku pilih Blogger (tradisi ikut-ikutan itu ga baik), selain itu banyak kutemui kode-kode untuk lebih memaksimalkan blog kita. Untuk alasan migrasi ke Blogger, cukup lah.

Next, mengapa judul blog-ku “7 Dreams”? Yang terdiri dari 2 unsur, angka “7” dan “dreams”. 7, karena aku baru aja menikmati OS (Operating System) Windows 7. Tampilan n’ kemampuannya sudah cukup terbarui dari OS keluaran Microsoft sebelumnya. Jelasnya, kepuasan bisa kudapatkan bila sedang menggunakan Windows 7. Terus ke unsur ke-2, dreams. Bukan arti impian yang kumaksud, tapi mimpi-mimpi. Mimpi itu bunga tidur. Bisa bunga mawar, bisa juga bunga rafflesia. Mimpi aku pilih karena aku sendiri suka tidur, sering ngantuk. Tapi tidak untuk sekolah!!-Kadang-kadang sampai hampir nyedot teman depanku kalau aku menguap-. Untuk lebih mengetahui bagaimana aku ngantuk, ada di postingan berikutnya. Tunggu aja, masih under construction.

Hal kedua yang mau aku ceritakan adalah tentang diriku. Tapi berhubung sudah lumayan banyak yang aku ceritakan di sini, cukuplah entri ini aku sudahi. Untuk yang berminat mengetahui tentangku, lihat pada tab “Siapa sih Raafi?” di atas. Sekali lagi, saya tekankan, tab itu disediakan untuk yang berminat mengetahui. Bagi yang tidak, harap jangan dipaksa –siapa yang mau maksa?-membuka halaman itu, karena membaca profilku, sangat rentan akan budaya ejek-ejekan, diprediksikan BERBAHAYA. Bagi kaum awam, membaca bisa memabukkan, epilepsi, kebiasaan meraung-raung dan memukul-mukulkan kepala ke tembok.

Untuk tulisan di blog ini, kebanyakan mungkin akan berupa cerita-cerita yang (mungkin) menarik, ungkapan perasaan, tip dan trik, download, serta pembahasan masalah-masalah tertentu. Berminat? Baca terus ya, dan jangan lupa tinggalkan komentar kamu.