Seseorang berkata, "Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Langsung ke
permasalahan, saya menulis ini untuk menindaklanjuti kekurangan kelas kita ini,
seperti: peringkat hasil try out menjadi terendah di beberapa mapel, dicap
sebagai kelas paling berisik, tidak bisa serius, dsb. Pasti kita tidak mau
terus begini, kan? Bagi orang-orang yang mendapat hidayah, pasti ada rasa untuk
memperbaikinya. Saya berniat mengajak kalian untuk memperbaikinya. Sebelum
memperbaiki, kita pastikan dulu apa saja masalah-masalah internal kita. Ayo
kita data!
Pertama, kelas
kita ini terlalu banyak bercanda. Setuju? Sejak Bu Wiwit mengawali dengan
mendiamkan kita hingga seorang Bu Sri Asmani berkata “Tong kosong nyaring
bunyinya” untuk kelas kita ini, tentu membuat kita tidak bisa menyangkal lagi
kalau kelas kita ini memang tidak memuaskan di mata guru, memang sulit untuk
serius. Ayolah, kurangi bercanda. Lebih serius belajar, sebentar lagi UN.
Penentu masa depan kita. Yang belum sadar, coba renungkan. Kita semua berharap
menjadi orang sukses kan? Setelah lulus nanti kita ingin diterima di PTN
keinginan kita, lulus cumlaude, kemudian bekerja, berkeluarga, sukses
dunia-akhirat. Tetapi bukan tidak mungkin, karena kita yang selalu bercanda,
ada di antara kita yang mendapat nilai rendah, dan kemudian tidak lulus. Ya
tidak? Bagi yang otaknya canggih, yang dengan bercanda saja tetap bisa menerima
pelajaran dengan baik ya saya mohon pedulilah pada orang-orang yang kemampuan
otaknya di bawah kalian. Yang sudah berjuang memperhatikan sekuat tenaga,
mencoba sedikit demi sedikit memahami, namun tiba-tiba pecah, semua pemahaman blank karena tersela candaan yang
tiba-tiba muncul. Cobalah pengertian. Bercanda memang menghibur, tapi lebih menyenangkan
jika terhibur karena nilai bagus kan?
Bahkan untuk
waktu kita berhubungan dengan Tuhan, Allah, masih digunakan sebagai tempat
mencari perhatian ajang menghibur orang lain. Waktu yang seharusnya
khusyuk, masih diselingi suara cekikikan, gaduh. Bagaimana pelajaran mau
gampang masuk otak, kalau yang punya segala ilmu diabaikan? Ya bukan berarti
saya tidak suka bercanda, saya juga suka tertawa tapi mungkin tidak sesering
itu. ‘Komandannya’ juga ganti-ganti. Sebenarnya sangat tidak terorganisasi.
Yang menyiapkan ya cukup ketua kelas. Kalau mau menyiapkan, ya sekalian jadi
ketua kelas. Jangan cuma berani menyiapkan. Kalau ketua kelas ganti-ganti kan
tidak masalah, asal secara periodik (teratur).
Kedua, cinlok. Memang bukan hal yang terlalu
berpengaruh, tapi tetap saja ada pengaruhnya. Saya tidak akan meminta kalian
yang merasakan susahnya cinlok di kelas untuk mengangkat tangan. Kita tahu
sendiri lah. Meski kegagalan cinta (bagi yang mengalami) menyisakan perasaan
yang tidak terlalu nyaman, namun
sebaiknya tidak mempengaruhi proses KBM. Ya intinya begitulah, saya tidak mau
membahas permasalahan ini lebih jauh, terlalu sensitif.
Cuma itu,
permasalahan kita tidak banyak kan? Justru kita punya modal kompak. Seperti
kata Pak Heri. Kita punya modal untuk bercanda bahagia, arahkan ke jalan
yang benar. Kompak belajar, kompak saling memotivasi, damai.
Yang saya
harap, setelah ini tidak ada anak yang sok perhatian, sok baik, dan kemudian
sehari kemudian lupa tentang hal ini. Cukup. Maaf kalau saya mengucapkan
kalimat yang menyakiti hati teman-teman. Saya tidak bermaksud menggurui, tidak bermaksud
sok sempurna. Saya cuma mencoba mengajak teman-teman untuk memperbaiki keadaan
kelas kita. Target saya: semua anak kelas ini rajin salat duha, rajin puasa
Senin-Kamis, tahajud, dsb; hingga kelas kita nanti akan mendapat hasil terbaik
dari kelas-kelas lain di UN. Aamiin. Yang memiliki keinginan sama, ayo kita
usaha bersama! Yang setuju, setelah ini kita mulai realisasikan!
Bismillah,
mudah-mudahan harapan ini diridai Allah. Sekali lagi maaf. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh."